analisis novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
SINOPSIS
NOVEL “SANG PEMIMPI”
Arai, Jimbron, dan Ikal merupakan
remaja asal Balitong yang bersekolah di SMA Negeri Bukan Main.Arai merupakan anak
angkat keluarga Ikal, mereka adalah 2 saudara yang tidak dapat dipisahkan dan
saling kompak.Mereka saling bekerja sama dari hal gurauan hingga kemanusiaan.
Teman karib Ikal dan Arai adalah Jimbron. Jimbron yang sangat suka dengan kuda,
merupakan anak yatim piatu sama seperti Arai. Mereka bersekolah sambil bekerja
karena keadaan ekonomi yang mendesak. Tak tanggung-tanggung, di sekolah Ikal
dan Arai selalu mendapat peringkat atas, sedangkan Jimbron sebaliknya, ia
selalu mendapat peringkat bawah.Arai dan Ikal bermimpi bahwa mereka ingin pergi
ke Sarbonne, Prancis berkat keterpukauan dengan perkataan Pak Belia.
Setelah mereka lulus SMA, di SMA
Negeri Bukan Main. Arai dan Ikal berencana pergi ke Jawa. Sedangkan Jimbron
memilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda dan masih menetap di Belitong.Kehidupan
Arai dan Ikal di Bogor tidak semudah yang bayangkan. Hidup mereka
terombang-ambing tanpa kepastian, disana mencari pekerjaan pun amat sangat
susah. Setelah berusaha akan hal itu, akhirnya Ikal diterima sebagai tukang pos
sedangkan Arai memilih untuk merantau ke Kalimantan.
Tahun berikutnya, berkat
kegigihannya, Ikal dapat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setelah menyelesaikan S1-nya, Ikal berusaha mendaftar untuk seleksi beasiswa S2
di Eropa. Ketika sesi wawancara, Profesor sangat terpukau dengan proposal riset
Ikal. Ikal pun dapat masuk dalam 15 besar seleksi beasiswa S2 ke Eropa. Setelah
sekian lama tidak berjumpa dengan sahabat karibnya, Arai. Akhirnya mereka
dipertemukan kembali dalam acara yang hebat. Tanpa diduga, Arai berkuliah di
Jurusan Biologi Universitas Mulawarman.Sama seperti Ikal, Arai juga membuat
Profesor terkejut dengan proposal yang dibuatnya, proposal itu ia buat dengan
tujuan mendaftar untuk mendapatkan beasiswa S2 di Eropa.
Setelah menunggu beberapa bulan,
ternyata surat pengumuman beasiswa S2 di Eropa itu tiba saat mereka sudah
berada di tanah kelahirannya. Dengan hati penuh pengharapan, akhirnya mereka
dapat membuka surat itu dan membaca pernyataan bahwa mereka lulus seleksi
beasiswa S2 di Eropa. Akhirnya Ikal dan Arai dapat mewujudkan mimpi mereka
yaitu belajar ke Sarbonne, Eropa.
UNSUR
INTRINSIK NOVEL “SANG PEMIMPI”
1. Tema
:
Persahabatan,
pendidikan, perjuangan.
Bukti :
a. Persahabatan
: Arai, Ikal, Jimbron selalu bersama-sama dalam suka duka, mereka selalu
membantu dalam keadaan apapun.
b. Pendidikan
: Dalam novel diceritakan masa-masa pendidikan bersekolah di SMA Bukan Main dan
melanjutkan ke kuliah serta mimpi Arai dan Ikal untuk melanjutkan pendidikan ke
Sarbonne, Prancis.
c. Perjuangan
: Perjuangan hidup Arai, Jimbron, Ikal dalam mencari nafkah sembari sekolah.
Selain itu, perjuangan Arai dan Ikal dalam memperoleh beasiswa ke Sarbonne.
2. Latar
:
a. Latar
tempat :
i.
Pulau Belitong :
...demikian di kota pelabuhan kecil Magai di Pulau Belitong,...
ii.
Sekolah : Setengah jam
sebelum masuk, Pak Mustar mengunci pagar sekolah.
iii.
Pabrik cincau : setiap
Minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau.
dll.
b. Latar
waktu :
i.
Pagi : ...menjerang
pesisir sejak pagi.
ii.
Siang : Siang itu A Put
duduk santai mengisap cangklong.
iii.
Malam : ...angin, bau
hujan, dan bau malam.
iv.
Sore : Sore yang indah.
dll.
c. Latar
suasana :
i.
Sunyi, sepi : Dini haru
itu sunyi sepi...
ii.
Cemas : ..., cemas
menunggu harapan menjemputnya.
iii.
Mengharukan : Arai menangis
sesenggukan memeluk Ayahku.
dll.
3. Penokohan
dan perwatakan
i.
Ikal : pintar, baik hati,
optimis.
Pintar : Ikal berhasil meraih juara 3 dari
160 anak.
Baik hati : Ia memberikan tabungannya
untuk membantu Mak Cik.
Optimis : Ia selalu yakin jika impiannya
akan terwujud.
ii.
Arai : pintar, gemar
menolong, cerdas
Pintar : Arai berhasil mendapat juara 5
dari 160 anak.
Gemar menolong : Arai selalu menolong dan
berada di sisi Ikal dalam
keadaan apapun.
Cerdas : Tanpa pikir
panjang, Arai langsung memecahkan celengannya untuk
dibelikan bahan makanan untuk membantu Mak
Cik.
iii.
Jimbron : sangat suka
kuda, gagap bicara, polos
Sangat suka kuda : Jimbron segera menjadi
pecinta kuda yang fanatik.
Gagap bicara : Jimbron tak lancar
berbicara.
Polos : Wajahnya seperti bayi,...
dll.
4. Alur
Alur campuran :
Alur maju : Alur maju ketika pengarang
menceritakan kehidupan Arai, Ikal
Jimbron pada waktu kecil hingga dewasa.
Alur mundur : Alur
mundur ketika pengarang menceritakan peristiwa
terdahulu
waktu kecil pada Arai, Ikal, Jimbron.
5. Sudut
pandang :
Sudut pandang
orang pertama. Karena penulis memposisikan dirinya seagai Ikal.
6. Amanat
:
a. Kejarlah
mimpimu sampai manapun, dan optimis bahwa engkau dapat meraih impianmu itu.
Bukti : Arai dan Ikal berusaha sekuat tenaganya
untuk bersekolah ke Sarbonne.
b. Tetap
beribadah sesuai agama kita, walaupun kita berada di lingkungan agama yang
berbeda.
Bukti : Jimbron selalu mengaji, dengan
diantar seorang Pendeta yang merupakan ayah angkatnya.
c. Tolonglah
orang lain yang membutuhkan bantuan kita.
Bukti : Arai dan Ikal membantu Mak Cik
dengan membelikan bahan baku hasil dari tabungannya.
7. Gaya
bahasa :
a. Hiperbola
:
Bukti : Kami bertiga baru saja berlari
semburat, pontang-panting lupa diri karena dikejar seorang tokoh paling antagonis.
b. Personifikasi
:
Bukti : Dataran ini mencuat dari perut
bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik.
c. Metafora
:
Bukti : Sorot matanya dan gerak-geriknya
sedingin es.
UNSUR
EKSTRINSIK NOVEL “SANG PEMIMPI”
A. Latar
belakang karya :
Menggambarkan
kehidupan penulis yang tinggal di Belitong.
B. Latar
belakang penulis :
Andrea Hirata
lahir di Belitong. Ia adalah lulusan Sarjana Ekonomi, tetapi ia menyukai
hal-hal yang berbau sains.Andrea Hirata mengidentikan dirinya sebagai seorang
backpacker.Andrea Hirata berpendidikan di Universitas Indonesia dan mendapat
beasiswa ke Sarbonne, Prancis.
C. Nilai-nilai
1. Nilai
religi :
Arai selalu taat
pada perintah agama, setelah habis maghrib ia selalu membaca Al-Qur’an.
Bukti :
Setiap habis
maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an di bawah temaram lampu
minyak dan saai itu seisi rumah kami terdiam.
2. Nilai
kemanusiaan :
Arai membantu Mak
Cik yang hidup kekurangan.
Bukti :
Arai menyerahkan
karung-karung kami pada Mak Cik.Dengan bahan itu dimintanya Mak Cik membuat kue
dan kami yang akan menjualnya.
3. Nilai
kebudayaan :
Banyak remaja
Melayu yang mulai dewasa sudah beusaha bekerja mencari nafkah.
Bukti :
Dan seperti
kebanyakan anak-anak Melayu miskin di kampung kami yang rata-rata beranjak
remaja mulai bekerja mencari uang...
Comments
Post a Comment